 |
| Gambar karikatur akad pernikahan hanya pelengkap brita saja |
Kuningan RIN-
Kasus dugaan indisipliner oknum guru di salah satu SMP negeri di Kabupaten Kuningan LS mulai terkuak setelah tm media melakukan konfirmasi dan observasi atau cek ricek informasi mendalam pada AK yang mengaku sebagai suami siri LS.
"pernikahan saya pada tanggal 9 Juni 2024 ,dan saya belum menalak Lilis bukti pernyataan pernikahan dan surat pernyataan tidak pernah menalak sudah diserahkan kepada staf Disdik," jelas AK menjawab pertanyaan wartawan melalui chatting WhatsApp pribadinya.
Kemudian dia (AK ) juga menjelaskan terkait surat nikah pas waktu nikah siri, tidak langsung di buat karena pihak LS tidak mau , tapi beberapa waktu lalu AK membuat surat pernyataan bahwa telah melakukan pernikahan tersebut dan pernyataan belum pernah menalak nya. Selain itu AK juga mengirim bukti bukti dokumen tersebut pada tim media ini termasuk dokumen poto beberapa saat setelah akad pernikahan siri nya.
Terkait dugaan bahwa AK telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan bahkan telah di laporkan ke pihak kepolisian,AK menjawab bahwa terkait dilaporkan memang betul tetapi hampir semua hal yang dilaporkan itu tidak sesuai fakta sebenarnya , karena menurut AK, sejumlah bukti buktinya dia pegang .
"Padahal dia yang pukuli saya, 4 kali kejadian yg berbeda pas ketiga saya dipukuli tapi saya pegangin tangan nya sambil teriak istigfar Bun istigfar Bun ,nah tanggal 5 Maret 2025 habis belanja saya ngobrol bahas kejadian kdrt dia mengakui mukulin saya bahkan sampe bilang kalau nga sadar udah paeh sia meren,' paparnya
Kejadian yang dilaporkan itu ,Semua yg berhubungan dgn dia saya rekam karena selalu memutar balikkan fakta dan tidak pernah mengakui salah,' pungkasnya .
Di kesempatan lain, LS , waktu di pinta tanggapan nya, dia tidak banyak memberikan keterangan
"Ah terserah mau percaya k mn
Yg jls kita bicara bukti," tegas LS dalam chatting WhatsApp pribadinya,Senin malam (21/7/2025)
Untuk informasi terkuak nya LS pernah melakukan nikah sirih lebih dari satu kali adalah setelah LS mengirimkan dokumen pernyataan pisah yang di lengkapi tanda tangan bermaterai serta keterangan terbitnya surat keterangan tersebut tercatat 16 September 2023 lalu.
Dalam beberapa kasus, oknum PNS yang melakukan nikah siri dapat dihadapkan pada sanksi administratif atau bahkan pidana jika terbukti melanggar hukum. Namun, jika oknum PNS tersebut merasa kebal hukum, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap sistem pengawasan dan penegakan hukum yang ada.
Indisipliner yang dilakukan oleh oknum guru LS diduga telah melanggar kode etik dan peraturan yang berlaku sebagai aparatur sipil negara (ASN) yaitu diduga telah melakukan pernikahan sirih, dan pernikahan siri bagi PNS, dan pernikahan siri bagi PNS itu sangat dilarang dan dapat berujung dengan pemberian sangsi ringan , sedang bahkan berat termasuk di keluarkan dari status PNS tersebut.
Dasar hukum Larangan Nikah Siri untuk PNS diantaranya adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 1990, yang merupakan perubahan dari PP Nomor 10 Tahun 1983, mengatur tentang izin perkawinan dan perceraian bagi PNS. Ketentuan ini secara jelas menyatakan bahwa PNS dilarang melakukan nikah siri atau pernikahan yang tidak dicatatkan secara resmi.
Jika seorang PNS melanggar aturan tersebut dan melakukan nikah siri, ia dapat dikenai sanksi disiplin berat. Sanksi ini bisa berupa penurunan jabatan, pembebasan dari jabatan, atau bahkan pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS.
Dengan terkuaknya kasus dugaan indisipliner oknum guru LS, diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap kode etik dan peraturan yang berlaku. Publik berharap informasi perkembangan dugaan Kasus ini terus terpublikasikan.
Bersambung ke edisi berikutnya (Red)
.jpg)
