-->

Notification

×

Iklan

Iklan



Benarkah Diduga Ada Aroma Tidak Sehat Pada Pemilihan Ketua PGRI Kuningan???

Senin, 26 Mei 2025 | Mei 26, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-25T19:22:40Z
Sarip Hidayat 


Kuningan - RIN


Sarip Hidayat, salah seorang Kepala Sekolah yang juga anggota Tim Pemenangan Irsan Fajar, mengatakan, dirinya mencium dugaan adanya kecurangan untuk memenangkan salah satu calon ketua PGRI Kuningan. Menurutnya, dugaannya tersebut bermula sejak Desember 2024 lalu. Ada rumor penggiringan untuk memenangkan salah satu calon


“Saya mendengar ada rumor penggiringan untuk memenangkan salah satu calon,” katanya.


Jika dilihat dari sisi Démokrasi, lanjut Sarip, jika apa yang dirumorkan tersebut benar, jelas berarti mencederai Démokrasi, yang seharusnya langsung, umum, bebas, dan rahasia.


“Ya kalau sudah ada penggiringan artinya sudah tidak ada lagi LUBER nya. Selain itu mungkin juga secara tidak langsung ada tekanan secara psikologis. Orang akan serba salah. Apalagi yang diduga terikat kepentingan,” paparnya.


Sarip juga membeberkan, bahwa dirinya juga mencium adanya dua skenario untuk memenangkan calon tersebut. Yang pertama dengan tidak hadirnya salah satu calon yang sedang berangkat ke tanah suci, ada kemungkinan sekerio pertama diarahkan kepada Aklamasi.

Tim Radar Investigasi News Saat Mewawancarai Sarip Hidayat Di Kediamannya

“Cuman yang jadi pertanyaan saya. Apakah tiap kecamatan sama? Kan enggak. Mungkin Kuningan Kecamatan yang paling banyak suaranya, karena jumlah rantingnya yang paling banyak,”


Dihitung dari berapa jumlah ranting, lanjutnya, satu rantingan berapa jumlah anggota. Sebanyak banyaknya satu ranting itu lima suara. 


“Cilimus aja ada sepuluh ranting,” katanya.


Nah, ketika digiring dengan dua per tiga suara ke aklamasi, kata Sarip, tentunya tidak bisa disamakan. Untuk Kuningan saja bisa saja sampe pada lima puluh suara. 


“Apakah mau disamakan dengan Cimahi sama sama tiga? Ya nggak bisa,” ujarnya 


Kalau mau digiring ke aklamasi, lanjutnya, mau tidak mau harus dihadirkan semua ranting. Ruhnya pilihan itu ranting. 


“Kenapa ranting dikebiri? Ada apa dibalik pengkebirian itu, ada sekenario apa?” Kata Sarip


Selanjutnya, tutur Sarip, lebih dikuatkannya dugaan kedua sekenario itu adalah info yang dia dapat tentang MoU, apa sih urgensi nya. Apalagi Sarip dengar ada dua kali, sebelum Desember dan setelah Desember. Kenapa harus diatas materai?


“Suara itu bukan di Ketua Cabang loh.. Ketua cabang hanya punya suara tiga. Ya Ranting dong,” katanya.


Saat ditanya, apakah benar MoU itu di atas materai? Sarip menjawab dengar dengar yang kedua sih iya. Kalau hal itu benar dan diangkat, pilihan bisa dinyatakan tidak sah. Karena dengan demikian indikasi ada intimidasi.


“Saya dengar dari dua rekan saya dari Darma tentang awal munculnya salah satu calon yang sedang jadi bahasan kita. Saat itu pada bulan Desember, judulnya sih touring. Saat itu dua rekan saya secara kebetulan tidak pake motor, mereka pake mobil, kumpulan di Pangandaran,” kisahnya.


Dalam kumpulan itu, yang pertama mencetuskan penggiringan untuk calon dimaksud, itu atasnama D dari Kadugede. Sarip mengaku tahu bahwa itu setingan.


“Sesama supir bis kota kan jangan saling mendahului,” ucapnya, sambil tertawa.


Lalu kemudian, kisah Sarip lagi, ada pertemuan lagi di Batu Raden. Menurutnya, kalau tidak salah sebelum puasa. Tapatnya, entah Perbarui entah Maret, yang jelas setelah di Pangandaran. Setelah itu gerilya.


“Terus kafasitasnya apa, Ketua Cabang nandatangan? Kan hak suara ada di ranting” Katanya.


Memang sih, kata Sarip, ada sebagaian kecil, misalnya harus di rata ratain per kecamatan ada tiga. Jika dikali 33 kan cuman seratus orang.


“Tapi kalau di Ranting, ranting saya saja ada suara empat. Belum perwakilan lainnya. Cilimus ada sepuluh ranting. Kalau dirata ratakan ada 30. Kalau saya pegang semua nggak ada masalah. Bahkan SMP kan lebih,” katanya.

Suprida, Salah Satu Calon Ketua PGRI Kuningan

Menanggapi hal tersebut, Ketua Forum K3S Suprida K3s/Sekjen PGRI, yang juga salah satu calon   Ketua PGRI, saat dikonfirmasi via WhatsApp, membantah adanya Surat Pernyataan Dukungan yang diarahkan kepada salah satu calon.


Menurutnya, hal tersebut hanya wujud keseriusan dukungan secara suka rela dan tanpa paksaan serta komitmen bersama pada bakal calon tertentu adalah pilihan dan hak seseorang atau kelompok.


“Yang benar adalah Forum kesepahaman bersama dipangandaran, tp tidak membuat pernyataan dukungan bermaterai, juga tidak dalam bentuk deklarasi” bantahnya.


Bersambung..


(Red)

×
Berita Terbaru Update