Kuningan fair 2025
Kuningan RIN-
Pameran Kuningan 2025, juga dikenal sebagai Kuningan Fair, sedang digelar di Open Space Gallery (OSG) Linggarjati dari tanggal 30 Agustus hingga 9 September 2025. Meskipun acara ini diharapkan dapat memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 dan Hari Jadi ke-527 Kabupaten Kuningan, namun terdapat laporan bahwa stan di pameran tersebut banyak yang kosong dan sepi pengunjung.
Kuningan Fair 2025 diselenggarakan oleh PT Greenlite Kreasi Abadi tanpa menggunakan Anggaran Pembelanjaan Daerah (APBD).
Acara ini menampilkan berbagai capaian pembangunan, konsep exhibition, promotion, edutainment, music, bazar, dan business.
Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, berharap acara ini dapat lebih meriah dan menampilkan ke-khasan masing-masing daerah.
Namun sangatlah di sayangkan kegiatan yang bertujuan untuk menampilkan capaian pembangunan, tetapi malah semakin mengkhawatirkan jauh dari yang di harapkan , sehingga dinilai gagal menarik antusias masyarakat untuk mengunjungi kegiatan tersebut
seperti yang di kabarkan oleh sejumlah media tauh ini banyak sekali penurunan, seperti jumlah pengunjung, peserta yang ikut memeriahkan acara ini, sehingga banyak stand yang kosong dan tampak suasana sepi, sehingga menimbulkan keluhan dari sejumlah para penggiat UMKM,
Dengan sepinya pengunjung para penggiat UMKM yang menjajakan dagangannya,menjerit
Dodi, salah satu pedagang, mengaku kecewa karena lokasi yang didapat tidak sesuai layout awal saat pemesanan.
“Biaya tempat mahal, tapi sepi. Saya kira ini pameran pembangunan, ada dinas dan sekolah yang datang, ternyata lebih mirip pasar malam. Dari pagi sampai malam tidak ada kunjungan, pendapatan jauh dari ekspektasi. Saat hujan, tenda yang mahal pun bocor,” ujarnya.
Siti, pedagang minuman, juga mengeluh karena omzetnya hanya Rp50 ribu. Padahal, setiap hari ia harus menanggung beban tambahan Rp20 ribu untuk kebersihan, listrik, dan keamanan.
“Belum cukup untuk menutup biaya sewa, apalagi pungutan harian. Pedagang kecil makin berat,” katanya.
Lebih parah lagi, kebersihan arena pameran dinilai memprihatinkan. Sampah terlihat menumpuk di pintu masuk timur, depan panggung utama, samping stand roder dinas, hingga sepanjang jalan pedagang.
"Dipungut uang sampah, listrik jg keamanan per hari tapi sampah angger we ngumpul (pungutan sampah , listrik, keamanan, tetapi sampah tetap tak terurus...red)," jelas salah seorang pengunjung yang namanya minta di rahasiakan.
Hal ini memicu pertanyaan pedagang terkait untuk apa retribusi kebersihan dipungut bila sampah tak terkelola. Seperti yang di lansir dari media Djalapaksi news.
(***)