![]() |
| Gambar karikatur intimidasi terhadap wartawan, hanya sekedar pelengkap brita |
Bekasi RIN-
Diduga tak terima di beritakan kegiatan nya, yang di duga pihak bandar obat terlarang di Bekasi intimidasi wartawan Media Online Edukadi, Minggu (3/11/2025).
Seperti di lansir dari laman media Tipikor investigasi news.Id, Wartawan media online Edukadi mengalami intimidasi setelah menanyakan terkait dugaan peredaran obat terlarang di wilayah Desa Sukatani kecamatan Sukatani , Kabupaten Bekasi
"Setelah berita terkait peredaran obat-obatan terlarang (Tramadol dan Eximer) di wilayah Sukamulia, Kecamatan Sukatani diterbitkan, saya (pelapor/wartawan) dihubungi oleh istri dari saudara Jontek, pemilik toko obat tersebut," kata Kabiro Media Online Edukadi tersebut
![]() |
| Gambar karikatur hanya pelengkap brita saja |
Lebih jauh dia mengatakan bahwa,Istri Jontek meminta dirinya untuk datang ke toko dengan dalih klarifikasi pemberitaan. Ia berkata, “Abang kesini kalau nggak mau ini panjang.”
Saya memenuhi permintaan tersebut dan datang ke toko obat milik Jontek.
Sesampainya di lokasi, istri Jontek hadir bersama beberapa orang yang kemudian ikut melakukan tekanan dan intimidasi.
Saya tidak diberi kesempatan berbicara atau menjelaskan maksud pemberitaan yang saya buat. Beberapa orang yang merupakan anak buah/bawahan Jontek terus menekan serta menyerang saya secara verbal.
Seorang laki-laki berteriak, “Mana celurit gua?!”
Jontek kemudian menunjuk saya sambil berkata, “Ini dia biang keroknya! Kalau mau naikin berita, jangan gua aja!”
Ucapan kasar, makian, serta hinaan dilayangkan kepada saya, termasuk kata-kata seperti “anjing”, “goblok”, dan lainnya.
Saudara Away ikut berkata, “Lu jangan macem-macem sama saudara gua!”
Orang tua Jontek dan istrinya juga ikut menekan saya secara verbal untuk menghentikan pemberitaan.
Saat situasi agak tenang, saya mencoba mengambil handphone dari saku untuk menghubungi keluarga.
Tiba-tiba handphone saya direbut dan dilempar/dibanting oleh salah satu dari mereka.
Beberapa anak muda (anak buah Jontek yang menjaga toko obat) menarik tangan saya secara kasar, padahal saya dalam keadaan sakit karena patah tulang. Saya hampir dipukul namun berhasil menghindar.
Jontek terus mengamuk sambil memaksa saya menghapus berita yang telah terbit.
Setelah kejadian tersebut, saya pulang dalam keadaan trauma dan menceritakan peristiwa itu kepada keluarga.
Keesokan harinya, datang dua pemuda ke rumah saya membawa senjata tajam jenis celurit.
Salah satunya berkata, “Gue sebenarnya nggak enak sama lu, Dara, lu udah gue anggap saudara. Tapi gue disuruh sama Jontek buat makan lu.”
Mereka menyuruh saya untuk tiduran di bale (balai kecil) dan difoto sambil diacungkan celurit ke tubuh saya, namun saya menolak.
Kedua pemuda tersebut lalu berkata, “Maaf lur, gue cuma disuruh Jontek. Gue ngakalin aja, pura-pura dateng, biar gue dikasih obat Jolam sama dia.” Setelah itu mereka pergi.
Dampak dari kejadian itu Kabiro media Edukadi merasa , Trauma, rasa takut terhadap keselamatan diri dan keluarga serta merasakan sakit akibat tangan ditarik secara kasar dalam kondisi patah tulang. Selain itu Handphone yang biada di pakai sebagai alat peliputan pun hancur diduga di banting sama pelaku.
"Saya memohon kepada Kapolsek Sukatani untuk Memberikan perlindungan hukum terhadap saya dan keluarga Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap Jontek (pemilik toko/pengendali).Istri Jontek, orang tua Jontek, dan anak buahnya. Pelaku perusakan handphone dan penarikan paksa.Dua pemuda pembawa celurit yang datang ke rumah," harapnya
Karena kejadian tersebut sejumlah wartawan dari berbagai media khususnya wilayah Jawa Barat mengecam keras aksi intimidasi dan penganiayaan terhadap wartawan
Pihak kepolisian harus segera menangkap pelaku intimidasi dan penganiayaan. Jaringan peredaran obat terlarang harus diungkap dan ditindak tegas yang tak lebih penting lagi adalah Kebebasan pers harus dilindungi dan dijamin oleh pihak berwajib
Pihak kepolisian diminta untuk segera mengusut tuntas kasus ini dan menangkap pelaku
Publik menunggu langkah tegas kepolisian dalam menangani kasus ini
(Tim /Red)







0 Komentar