![]() |
Sarip Hidayat |
Kuningan - RIN
Pemilihan Ketua PGRI yang akan digelar tanggal 15 - 16 Juni mendatang terus jadi perhatian. Sarip Hidayat, salah seorang Tim sukses Insan Fajar, mengatakan, sejak awal dia menduga ada yang tidak beres dalam pemilihan nanti.
Pertama, menurut, Sarip, dari sejak awal dia sudah membaca pemilihan akan digiring kepada aklamasi. Bahkan jauh jauh hari sudah ada upaya bagi bagi kursi.
“Atas prakarsa seorang mantan Kabid, sudah lama ada upaya untuk bikin kesepakatan bagi bagi kursi. Pak Suprida jadi Ketua, Pak Surya jadi wakil ketua, sedangkan pak Irsan Fajar jadi sekjen,” ungkapnya.
Upaya seperti itu, lanjut Sarip, sangat membuatnya heran. Padahal banyak kader yang dianggap mempunyai kemampuan untuk menjadi Ketua PGRI.
“Saya tidak mengerti, apa tujuan dibalik upaya tersebut,” katanya.
Setelah itu, kata Sarip lagi, muncul rumor penggiringan dukungan kepada salah satu calon. Upaya ini sudah dimulai sejak Desember 2024, yang terus dilanjutkan sampai sekarang.
Yang paling membuatnya tak habis pikir, adalah upaya penkebirian ranting. Memang menurutnya, periode lalu juga hak suara hanya diwakili oleh tiga orang. Tapi herannya, alasan mereka hanya karena ruangan tidak cukup.
“Oke, kalaupun benar alasannya anggaran untuk menyewa tempat atau gedung. Tapi kan bisa menggunakan sekolah yang punya aula luas,” tuturnya.
Selain itu, ada aturan bahwa peserta pemilih itu adalah dua level di bawahnya. Misalnya PGRI pusat yang berhak mewakili suara berarti PGRI Kabupaten. Nah sekarang PGRI Kabupaten berarti yang berhak mewakili suara adalah ranting.
“Lah ini hanya diwakili tiga orang. Sedangkan Kuningan, misalnya, kan punya ranting banyak. Ini saya duga dibelakangnya ada sekenario untuk memenangkan salah satu calon,” katanya.
(Red)