Notification

×

Iklan

Iklan



RAJAWALI Desak Dewan Pers, Komnas HAM, dan Kapolri Usut Tuntas Kasus Wartawan Radar Vs Bupati Situbondo

Minggu, 03 Agustus 2025 | Agustus 03, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-03T16:40:18Z


Jakarta — 02 Agustus 2025—


Ketua umum Rangkulan Jajaran Wartawan dan Lembaga Indonesia (RAJAWALI) Hadysa Prana, angkat bicara terkait Insiden yang menimpa humaidi jurnalis wartawan radar situbondo Jawa Timur.


Menurutnya,masalah ini bukan sekadar konflik di lapangan tapi adalah alarm darurat bagi demokrasi dan kebebasan pers di Indonesia. “seorang wartawan yang sedang menjalankan tugas jurnalistik justru menjadi korban intimidasi, kekerasan, bahkan dilarikan ke rumah sakit diduga setelah cekcok dengan Bupati Situbondo. Tentu ini bukan hanya insiden biasa dan terindikasi otoritarianisme yang menyaru dalam demokrasi lokal” Tegasnya


Jika kekuasaan yang anti-kritik adalah kekuasaan yang sedang sekarat. “Dan kekuasaan yang menganiaya wartawan, sedang menggali liang kuburnya sendiri” Sambungnya


Kami dari Dewan Pimpinan Pusat RAJAWALI menyatakan sikap:


TINDAKAN INI ADALAH PERSEKUSI TERHADAP KEBEBASAN PERS

Apa pun alasannya, mendorong, mengintimidasi, atau menghalangi tugas jurnalistik adalah bentuk represi terhadap pilar keempat demokrasi. Saat seorang wartawan dianiaya hanya karena bertanya dan merekam, maka yang sedang dipertaruhkan bukan hanya nyawa, tetapi juga marwah kebenaran.


BUPATI SITUBONDO HARUS DIMINTA TANGGUNG JAWAB PUBLIK

Apabila kepala daerah ikut memicu konflik atau membiarkan aparat dan kelompok loyalis melakukan kekerasan terhadap jurnalis, maka tanggung jawab etik dan politik tidak bisa dihindari. Jika kekuasaan alergi pada pertanyaan, itu tandanya mereka sudah kehilangan kendali atas akal sehat.


DEWAN PERS & KOMNAS HAM WAJIB TURUN TANGAN

Kami mendesak Dewan Pers, Komnas HAM, dan Kapolri untuk melakukan investigasi menyeluruh. Tindakan ini tidak bisa dianggap biasa. Jika dibiarkan, maka hari ini wartawan, besok bisa siapa saja.


DPP RAJAWALI BERDIRI BERSAMA PERS


Kami menyerukan kepada seluruh insan pers, LSM, dan elemen masyarakat sipil: jangan diam. Demokrasi hanya bisa bertahan jika suara-suara kritis dijaga, bukan dibungkam. Hari ini wartawan Situbondo, esok bisa jurnalis mana pun di negeri ini.


“Kebenaran memang menyakitkan bagi penguasa yang terbiasa bersembunyi dalam pencitraan.” Tutup orang nomor satu di DPP RAJAWALI


Penulis :TIM RAJAWALI

Sumber :DPP RAJAWALI


×
Berita Terbaru Update